Batik Parang Lereng

Khoirul Hudah

Mungkin banyak diantara kalian yang belum banyak mengetahui secara detail mengenai batik Parang Lereng. Serta yang menjadi aturannya dalam penggunaan batik Parang Lereng ini seperti larangan untuk digunakan pada saat acara ngunduh mantu dalam prosesi perkawinan.

Batik Parang Lereng merupakan salah satu motif yang tertua di Indonesia. Arti secara Bahasa parang berarti dari kata perang yang artinya adalah lereng. Batik Parang Lereng berasal dari daerah Jawa khususnya wilayah Jogjakarta dan Solo. Motif ini konon diinisiasi oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang terinspirasi oleh ombak pantai Selatan Jawa saat sedang melakukan semedi. Pada saat itu di masa dinasti Mataram hingga awal kemerdekaan Indonesia, batik ini hanya diperuntukkan untuk digunakan oleh para raja dan keturunannya.

Makna dan Ciri Batik Parang Lereng

Batik Parang Lereng mempunyai makna tentang sebuah petuah untuk tidak pantang menyerah dalam sebuah kehidupan. Ibaratnya seperti ombak laut yang tidak pernah berhenti bergerak di lautan. Batik Parang Lereng juga disimbolkan sebagai jalinan yang tidak pernah terputus, baik diartikan sebagai upaya memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan, ataupun tentang bentuk pertalian keluarga.

Bahkan batik Parang Lereng ini dalam konteks masa lalu sebagai hadiah yang mulia untuk anak-anaknya. Seperti filosofi yang tekankan pada polanya yaitu pola yang berisi dewan orang tua untuk terus melanjutkan perjuangan parang dilanjutkan. Pola lain garis diagonal yang lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta tentang kesetiaan kepada nilai-nilai yang sebenarnya. Dinamika dalam pola parang ini juga bisa disebut dengan sifat ketangkasan, kewaspadaan, dan kontinuitas atnara pekerja dengan pekerja lain.

Sedangkan ciri khas dari batik Parang Lereng ini yaitu memiliki susunan pola sebuah garis menurun dari ketinggian menuju titik rendah secara diagonal. Susunan motif ‘S’ yang menjalin satu sama lain dan tidak terputus yang menyimbolkan kesinambungan. 

Jenis-jenis Batik Parang

  1. Parang Rusak

Motif ini diciptakan oleh panembahan Senopati saat melakukan pertapaan di pantai Selatan. Motif ini diciptakan karena terinspirasi oleh ombak yang terus menghantam karang pantai secara terus menerus. Motif ini melambangkan tentang manusia yang melawan bentuk kejahatan dengan mengendalikan rasa nafsu dan keinginan mereka sehingga mereka bersikap bijaksana, mempunyai watak mulia dan karakter kemenangan.

  1. Parang Barong

Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusumo yang mempunyai ciri ukuran yang lebih besar dari parang rusak. Motif ini memiliki makna pengendalian  diri dalam dinamika usaha yang dilakukan terus menerus, kebijaksanaan dalam melakukan pergerakan dan selalu berhati-hati dalam bertindak.

  1. Parang Klitik

Motif parang Klitik memiliki pola dan tekstur dengan stilasi yang halus dan ukurannya lebih kecil serta menggambarkan citra feminim. Motif ini disimbolkan untuk sifat yang lemah lembut, perilaku halus dan bijaksana. Dan biasanya digunakan oleh para putri raja.

  1. Parang Slobok

Motif dari parang Slobok ini dilambangkan sebagai sifat keteguhan, ketelitian dan sifat yang sabar. Motif ini biasanya digunakan untuk acara-acara pelantikan karena mempunyai makna harapan dari sebuah pemimpin baru yang dilantik dapat melaksanakan amanah dan menjalankan tugas-tugasnya dengan bijaksana.

Larangan Batik Parang Lereng di Pura Mangkunegaran

Dilansir dari situs resmi Puro Mangkunegaran, telah dinyatakan jika lingkungan Puro Mangkunegaran pada masa tertentu mempunyai motif batik Larangan. Batik Larangan berarti suatu motif batik tertentu yang tidak dapat dipakai oleh banyak orang, terutama dalam lingkungan kerajaan. 

Seperti halnya di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, karena motif batik Parang Lereng adalah motif batik yang terlarang bagi Puro Mangkunegaran. Motif batik ini hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan, karena tidak terlepas dari histori sejarah berdirinya dinasti Mataram.

Meski seperti itu, seiring perkembangan zaman saat ini, batik Parang Lereng mulai digunakan oleh masyarakat secara luas untuk berbagai kepentingan acara formal.

Mungkin sedikit pembahasan tentang batik Parang Lereng ini, semoga menjadi pengetahuan baru bagi kalian yang ingin mengetahui sejarah singkat batik Parang Lereng ini. Semoga menjadi ilmu baru bagi kalian.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Khoirul Hudah

Seorang profesional dengan keahlian di bidang Hubungan Masyarakat, Penulisan Konten, Komunikasi Pemasaran, dan Spesialis Media Sosial.

Leave a Comment