Kain Jarik adalah sejenis kain tradisional berasal dari tanah Jawa, yang sering digunakan dalam kegiatan kebudayaan di Indonesia. Kain ini memiliki ciri khas berupa motif-motif khas daerah atau adat tertentu, seringkali dengan warna-warna yang kaya dan pola yang khas.
Penggunaan kain jarik sangat beragam, dan kain ini sering digunakan dalam berbagai acara adat hingga pakaian sehari-hari. Fungsi kain jarik tidak hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia.
Sebelum tahun 2000an, kain jarik sebagai lambang status sosial. Di tanah Jawa tingkat status sosial bisa dilihat dengan motif kain jarik yang dimiliki. Karena setiap motif memiliki makna dan asal muasal seseorang.
Perkembangan kain jarik di Indonesia makin banyak diminati semua kalangan dan bahkan, sudah menjadi trend fashion tersendiri. Berikut sejarah kain jarik di Indonesia.
Table of Contents
Sejarah Kain Jarik Indonesia
Kain jarik sudah ada dari jaman kerajaan Majapahit. Kata “Jarik” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang merupakan singkatan dari kalimat “Aja Gampang Sirik” atau jangan mudah iri hati.
Pada jaman dulu kain jarik digunakan sebagai bawahan oleh para sesepuh di tanah Jawa atau perempuan. Selain sebagai bawahan kain jarik juga digunakan sebagai kain gendongan bayi, untuk prosesi siraman sebelum menikah, akad dan bahkan kain penutup jenazah.
Kain jarik sendiri identik dengan perempuan Jawa, karena pada jaman dahulu kain jarik digunakan sebagai penutup tubuh atau pakaian (dari dada hingga lutut atau betis). Bahkan setelah melahirkan perempuan Jawa wajib membalut tubuhnya dengan kain jarik agar bentuk tubuhnya tetap terjaga.
Namun, tidak semua kain jarik bisa digunakan untuk penutup tubuh karena setiap motif memiliki makna dan fungsi tersendiri, berikut macam-macam motif kain jarik berdasarkan kegunaanya.
Macam-Macam Kain Jarik
Kain jarik mempunyai banyak motif tergantung dengan kegunaanya:
1.Motif Batik Grompol
Motif ini digunakan untuk upacara siraman calon pengantin Jawa. Siraman merupakan proses memandikan calon pengantin dengan niat membersihkan lahir dan batin.
2.Motif Sidomukti
Biasanya pengantin Jawa akan menggunakan motif sidomukti sebagai pakaian. Dengan menggunakan motif kain sidomukti pengantin diharapkan akan mendapatkan kemakmuran dalam berumah tangga.
3.Motif Wahyu Tumurun
Motif ini digunakan umumnya untuk upacara 7 bulanan atau menjelang kelahiran, sang ibu akan menggunakan motif wahyu tumurun saat acara 7 bulanan berlangsung. Motif ini diharapkan akan memberikan kedudukan yang baik untuk sang calon anak.
4. Motif Slobog
Motif ini melambangkan duka cita, sehingga digunakan sebagai penutup jenazah. Dengan motif ini sebagai penutup jenazah diharapkan jenazah diberi ampunan dan kelonggaran di akhirat.
Nah, itu tadi sejarah dan 4 macam motif kain jarik dengan kegunaannya. Selain 4 motif di atas, masih banyak motif lainnya. Penggunaan kain jarik mencerminkan kekayaan budaya dan keanekaragaman tradisional di Indonesia.
Ingin memiliki pakaian motif batik yang indah?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!