Batik Tarawang memiliki sejarah panjang yang telah tercatat sejak masa kolonial. Pada tahun 1892, batik ini pernah diikutsertakan dalam pameran batik Jawa di Amsterdam, yang diselenggarakan oleh seorang seniman Belanda.
Penciptaan batik ini diinisiasi oleh keluarga Tan-Tjeng-Kwat, yang menciptakan motif-motif khas berdasarkan kehidupan dan budaya masyarakat Bekasi pada masa itu. Motif-motif tersebut mencerminkan elemen-elemen penting seperti Bambu Runcing, Ikan Gabus, dan Tanjidor, yang erat kaitannya dengan identitas lokal.
Sekilas tampak mirip dengan Batik Betawi, dan hal ini tidak mengherankan mengingat letak geografis Bekasi yang berbatasan langsung dengan Jakarta, yang merupakan pusat budaya Suku Betawi.
Perkembangan Batik Tarawang
Batik Tarawang diganti nama menjadi batik Bekasi oleh pemerintah daerah setempat pada saat peresmian tahun 2014. Sejak peresmiannya sepuluh tahun yang lalu, Batik Bekasi tetap bertahan dan terus berkembang, tidak sekadar bertahan dalam ingatan tetapi juga dalam keseharian masyarakat.
Batik Bekasi terus menghadirkan motif-motif baru yang merupakan kombinasi kreatif dari pakem-pakem tradisional dengan sentuhan modern. Modifikasi ini dilakukan untuk menyesuaikan batik dengan tren masa kini, sehingga batik ini tetap relevan dan menarik bagi semua kalangan.
Batik Bekasi, yang kini menjadi identitas budaya kota ini, terdiri dari 12 motif utama a yang diluncurkan pada peringatan HUT Kota Bekasi ke-17, pada 10 Maret 2014. Acara peluncuran ini dihadiri oleh Abang Mpok Kota Bekasi.
Sebagai langkah lanjutan untuk memperkuat identitas budaya, Dinas Pendidikan Kota Bekasi berencana untuk memperkenalkan Batik Bekasi sebagai seragam sekolah pada tahun 2015.
Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan masyarakat Bekasi dalam melestarikan warisan budaya mereka, sambil terus memperkenalkan batik kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas mereka.
Ingin memiliki pakaian motif batik?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!