Makna Motif Gedong Gincu, Batik Khas Majalengka

Pangesti PNG

Motif Buah Gedong Gincu bukan sekadar desain pada kain batik, melainkan simbol pengharapan yang besar dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Majalengka.

Motif ini mencerminkan harapan agar Majalengka senantiasa diberkahi dengan alam yang subur, sehingga masyarakat dapat terus eksis dalam sektor pertanian dan perkebunan.

Keberadaan pohon mangga gedong gincu, yang menjadi salah satu hasil bumi unggulan Majalengka, menjadi penopang bagi ekonomi kerakyatan di bidang agribisnis. Melalui harapan ini, terukir cita-cita bersama untuk menjadikan Majalengka sebagai daerah yang religius, maju, dan sejahtera.

Sebagai komoditas khas Majalengka, mangga gedong gincu memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Buah mangga yang memiliki warna merah kekuningan dan rasa manis ini menjadi ciri khas hasil pertanian Majalengka.

Pemerintah daerah bersama masyarakat berharap agar keberlangsungan pertanian mangga ini dapat terus terjaga. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat dapat tercapai, seiring dengan berkembangnya ekonomi kerakyatan yang berbasis pada sektor agro.

Makna di Balik Motif Buah Gedong Gincu

Motif buah gedong gincu digambarkan dengan lingkaran tiga buah, yang merepresentasikan kelimpahan dan harapan. Tiga buah lingkaran ini menjadi simbol karunia yang diharapkan selalu menyertai bumi Majalengka.

Sejalan dengan lingkaran tersebut, terdapat motif berbentuk sayap, ukel, akar, dan garis kotak (empat persegi panjang).

Setiap motif mengandung filosofi tentang tekad dan semangat masyarakat serta pemerintah Majalengka dalam mewujudkan cita-cita luhur bersama.

  • Motif Sayap: Melambangkan kebebasan dan aspirasi masyarakat Majalengka untuk terbang tinggi mencapai tujuan. Sayap menggambarkan keinginan kuat untuk mengembangkan potensi daerah, khususnya dalam bidang pertanian dan perkebunan.

  • Motif Ukel dan Akar: Menunjukkan kekuatan, ketangguhan, dan keuletan. Motif ini melambangkan semangat masyarakat Majalengka yang tak kenal lelah dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. Akar juga menggambarkan hubungan erat antara masyarakat dan alam, yang menjadi sumber penghidupan mereka.

  • Garis Kotak (Empat Persegi Panjang): Simbol dari keteraturan, keteguhan, dan kesatuan. Bentuknya yang kokoh mencerminkan tekad bulat masyarakat dan pemerintah Majalengka untuk terus bergerak maju secara berkesinambungan. Mereka memiliki tekad untuk terus melangkah dan berjuang tanpa pamrih demi mencapai kesejahteraan bersama.

Melalui motif-motif ini, masyarakat dan pemerintah Majalengka menunjukkan komitmen untuk menjaga dan mengembangkan potensi alam yang dimiliki.

Filosofi di balik motif ini menjadi pengingat bahwa keberkahan dan kesuburan adalah hasil dari kerja keras, tekad yang bulat, serta landasan iman, Islam, dan ihsan.

Tiga pilar tersebut menjadi dasar kehidupan masyarakat dalam mencapai Majalengka yang religius, maju, dan sejahtera.

Perlambang Kesinambungan dan Keteguhan

Motif Buah Gedong Gincu juga mencerminkan harapan untuk kelestarian lingkungan dan hasil bumi.

Dengan eksistensi motif ini, pemerintah daerah ingin menyampaikan pesan bahwa keberhasilan pertanian dan perkebunan di Majalengka merupakan hasil kerja sama antara alam dan manusia.

Alam yang subur adalah karunia yang harus dijaga, dan manusia sebagai pengelolanya harus terus berikhtiar tanpa henti.

Pemerintah Majalengka berharap agar keberadaan motif ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk tidak pernah berputus asa dan terus berjuang.

Motif ini menyiratkan semangat kebersamaan dan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan sektor pertanian sebagai penunjang ekonomi kerakyatan.

Dengan demikian, diharapkan cita-cita besar untuk menjadikan Majalengka sebagai wilayah yang religius, maju, dan sejahtera dapat terwujud.

Motif Buah Gedong Gincu bukan sekadar hiasan pada kain batik. Lebih dari itu, ia adalah representasi dari harapan dan cita-cita besar yang lahir dari tekad bulat seluruh elemen masyarakat dan pemerintah Majalengka.

Masyarakat diingatkan untuk selalu mensyukuri karunia alam yang diberikan, bekerja keras, dan berpikir kreatif dalam mengembangkan potensi daerah.

Dengan landasan iman, Islam, dan ihsan, Majalengka siap mengukir masa depan yang harmonis dan sejahtera bersama alam.

Oleh karena itu keberadaan motif Buah Gedong Gincu pada batik tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai pengingat akan tanggung jawab bersama dalam menjaga dan melestarikan alam

Ingin memiliki pakaian motif batik?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!

Artikel Lainnya

Bagikan:

Pangesti PNG

Seorang Copywriter, Graphic Designer dan Brand Consulting.

Leave a Comment