Membicarakan tentang Solo, berarti membicarakan tentang kebudayaan dan adat istiadat. Kenapa bisa dikatakan demikian, karena Solo merupakan kota yang terkenal dengan adat budayanya, kota Solo menjadi bagian dari karesidenan Surakarta yang saat ini memiliki tagline yaitu “the spirit of java”.
Oleh karena itu, warisan budaya yang menjadi bagian penting terhadap perkembangan peradaban budaya di kota Solo yaitu batik atau kain batik yang bermotif.
Pada artikel ini akan diulas sejarah batik Solo dan 5 motif batik Solo beserta filosofinya;
Table of Contents
Sejarah dan Ciri Khas Batik Solo
Batik Solo sangat dikenal dari generasi ke generasi, terutama yang lebih familiar adalah batik Sogan atau batik yang bernuansa warna kecoklatan.
Karakteristik yang menjadi ciri khasnya yaitu terhadap pola tradisional pada bentuk batik cap atau batik tulisnya, sehingga batik tersebut dikatakan sebagai batik Keraton karena terdiri dari bermacam-macam motif yang memiliki filosofi sakral dan mendalam.
Batik Solo menjadi bagian dari batik nusantara yang dijadikan prioritas sebagai bahan untuk pakaian formal. menelisik secara sejarah, batik Solo ini berkembang sejak abad ke-15 Masehi yang berada pada masa kejayaan dan pemerintahan Sultan Hadiwijaya atau biasa disebut (Joko Tingkir) di wilayah keraton Pajang.
Detailnya adalah dari dinasti Demak yang pada saat itu pemerintahan yang berpindah dari Demak Bintoro ke Pajang. Sehingga adanya keraton Surakarta pada tahun 1745 itu beriringan dengan perkembangan batik Surakarta atau batik Solo.
Hal ini bermula saat mulainya perpecahan keraton Yogyakarta dan Surakarta yang merupakan bagian dari perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang berisi semua busana Mataram yang dibawa ke keraton Yogyakarta.
Sedangkan PB III menyuruh semua abdi dalem untuk membuat motif batik sendiri sehingga muncullah motif batik Gagrak Surakarta yang saat ini semua motif disebut batik Solo.
Berbicara mengenai ciri khas yang lebih dominan, batik Solo bisa dibedakan dengan batik nusantara mulai dari segi bentuk motifnya. Batik Solo memiliki motif bentuk geometris dengan cara pengerjaan disebut batik tulis.
Selain itu batik Solo menggunakan bahan pewarna dari bahan-bahan yang alami dari dalam negeri atau lokal daerah kota Solo. Sehingga warna cokelat dan kekuning-kuningannya sangat kental khas Solo.
Secara filosofis batik Solo mempunyai makna semua motif batik khas Solo mempunyai harapan agar selalu membawa kebaikan.
Jenis Batik Solo yang Populer
1.Batik Solo Motif Sidomukti
Sidomukti ini berasal dari istilah bahasa Jawa yang artinya ‘Sido’ yang memiliki arti jadi dan yang berarti memiliki kemakmuran , kemuliaan, dan kesejahteraan. Biasanya batik ini dipergunakan untuk busana atau kostum pernikahan adat Jawa.
2.Batik Solo Motif Kawung
Motif Kawung dahulu hanya diperuntukkan untuk kalangan kerajaan atau keraton sejak ditemukannya pada masa pemerintahan Mataram abad-13.
Diberikan nama Kawung karena bentuk motifnya seperti bulatan yang memiliki kecenderungan lonjong seperti buah kolang-kaling atau kawung. Filosofinya yaitu lambang kesucian atau umur yang panjang.
3.Batik Solo Motif Truntum
Awal mula motif Truntum ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana yang pada saat itu merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwana III.
Sejarah singkatnya ialah saat itu Kanjeng Ratu ingin memenangkan hati Sunan kembali sejak menikah dengan selir barunya, dengan begitu Kanjeng Ratu menggambarkan goresan gambar berbentuk binatang dan bunga tanjung sehingga disebut Truntum.
Disitulah awalnya motif Truntum dikenal masyarakat. Motif Truntum biasanya digunakan untuk prosesi pernikahan orang Jawa yang dipakai oleh orang tua pengantin. Motif ini memiliki filosofi cinta yang dapat tumbuh kembali.
4.Batik Solo Motif Parang
Motif Parang merupakan motif yang sangat populer dan merakyat serta dikatakan sebagai motif batik tertua. Ciri khasnya motif batik ini memiliki susunan huruf ‘S’ yang saling terhubung dan tidak terputus satu sama lain.
Dari situlah muncul filosofinya dan melambangkan kesinambungan dan keterkaitan. Menurut banyak orang huruf ‘S’ juga mirip dengan ombak, artinya adalah semangat yang tak pernah habis. Nama Parang itu sendiri memiliki sebuah arti lereng.
5.Batik Solo Motif Sekar Jagad
Motif Sekar Jagad merupakan motif yang berasal dari Solo dan Yogyakarta. Nama Sekar Jagad memiliki harapan agar kegembiraan dan kebaikan dari siapa yang memakai batik Solo dengan motif Sekar Jagad bisa memunculkan penuh akan kepesonaan dalam diri.
Motif Sekar Jagad ini bermakna peta dunia. ‘Kar’ dalam kata sekar berasal dari bahasa belanda yang artinya peta. Biasanya dalam adat Jawa, motif ini dipakai untuk orang pintar atau ahli, dukun istana dan keluarga kerajaan keraton.
Pengaruh dan Peran Batik Solo dalam Masyarakat
- Perekonomian Lokal:
- Produksi dan penjualan Batik Solo menciptakan lapangan pekerjaan di tingkat lokal. Para pengrajin, pelukis batik, dan pedagang di Solo serta sekitarnya memperoleh penghidupan mereka melalui industri batik.
- Pendukung Pariwisata:
- Batik Solo menjadi daya tarik bagi para wisatawan domestik dan internasional. Wisatawan sering mencari dan membeli batik sebagai suvenir yang mewakili kekayaan budaya Indonesia.
- Pendidikan dan Pelatihan:
- Pengrajin batik di Solo sering memberikan pelatihan kepada generasi muda untuk menjaga tradisi ini tetap hidup. Pendidikan dan pelatihan ini berperan dalam mentransfer keterampilan dan pengetahuan turun-temurun.
- Kesenian dan Budaya:
- Batik Solo tidak hanya sebagai produk fashion, tetapi juga dihargai sebagai bentuk seni. Beberapa desainer dan seniman terkemuka memadukan unsur-unsur batik dalam karya seni mereka.
- Simbol Identitas:
- Batik Solo menjadi simbol identitas lokal dan nasional. Penggunaan batik dalam acara-acara resmi, upacara adat, dan kegiatan nasional mencerminkan kebanggaan akan warisan budaya.
Demikian ulasan singkat mengenai pemahaman mendalam tentang batik Solo. Semoga menambah wawasan tentang sejarah batik dan makna-maknanya.
Ingin memiliki pakaian motif batik? Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!