Konon batik tradisional dalam proses pembuatannya mempunyai cerita unik dan mitos. Banyak orang yang masih percaya jika memakai batik dengan jenis tertentu bisa menghadirkan kebaikan atau hal-hal yang baik dalam kehidupan.
Salah satunya yang masih kental akan mitos dan cerita masa lalunya adalah motif batik Sido Luhur. Batik Sida Luhur yang dibaca Sido Luhur merupakan motif batik dari pedalaman yang hingga saat ini masih populer.
Nama Sido Luhur membawa sebuah makna harapan untuk mencapai suatu titik kedudukan yang tertinggi dan menjadi suatu panutan bagi masyarakat atau yang dikenal dengan istilah keluhuran.
Mitos yang berkembang mengenai batik Sido Luhur ini yaitu menuntut pencipta awal dari batik Sido Luhur ini untuk menahan nafas secara berlama-lama. Sejarahnya batik Sido Luhur telah diciptakan oleh Ki Ageng Henis untuk anak keturunannya.
Ki Ageng Selo berharap agar pemakai batik Sido Luhur mempunyai hati bersih serta berfikir luhur sehingga kedepannya dapat berguna bagi masyarakat secara luas.
Secara historis batik Sido Luhur sudah ada sejak Kesultanan Mataram berdiri. Ki Ageng Henis sendiri merupakan kakek dari Panembahan Senopati serta merupakan cucu dari Ki Ageng Selo.
Historis dan Penggunaan Motif Batik Sido Luhur
Batik Sido Luhur disebut juga sebagai batik keraton yang dikembangkan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Secara umum batik ini bermakna keluhuran, dalam artian orang Jawa dalam menjalani kehidupannya akan selalu mewujudkan keluhuran baik secara materi maupun non materi.
Penjelasannya keluhuran materi diwujudkan dengan tercukupinya segala aspek ragawi yang bisa didapatkan melalui bentuk usaha dan kerja keras sesuai dengan porsi jabatan, derajat, pangkat ataupun profesi orang tersebut.
Sedangkan keluhuran non materi ditonjolkan dengan sikap budi pekerti, tutur kata dan tindakan mulia dalam kehidupannya.
Di keraton Surakarta motif batik Sido Luhur ini digunakan untuk temanten putri pada saat malam pengantin atau pernikahan. Dalam pandangan budaya Jawa telah dikatakan jika ketika memakai motif batik Sido Luhur ini, suatu saat nanti kehidupan rumah tangga mempelai akan mendapatkan kelancaran dan kemuliaan hidup.
Ada juga penggunaan motif batik Sido Luhur ini yang digunakan untuk acara mitoni atau upacara tujuh bulan kehamilan. Batik yang digunakan dengan latar berwarna putih, yang harapannya mampu memberikan kebahagiaan bagi pemakainya dengan tujuan supaya anak yang nanti dilahirkan dari rahim ibunya memiliki sifat budi pekerti luhur dan sopan santun.
Sering kali juga batik Sido Luhur digunakan untuk menggendong bayi. Kegembiraan menjadi filosofis utama yang diharapkan ketika memakai batik Sido Lhur agar mampu dirasakan sang jabang bayo.
Bayi akan merasa tenang dan senang ketikaa digendong dengan memakai kain batik motif batik Sido Luhur.
Ornamen Batik Sido Luhur
Terdapat beberapa ornamen untuk batik Sido Luhur diantaranya sebagai berikut;
- Ornamen Utama Bangunan atau Tahta
Ornamen ini menggambarkan tentang kedudukan dan tahta seseorang yang tinggi. Motif ini menggunakan interpretasi singgasana sebagai bentuk simbol akan suatu harapan untuk mencapai kedudukan dan tahta setinggi-tingginya, mulia dan dihormati semua orang seakan-akan seperti pemimpin besar atau raja.
- Ornamen Utama Garuda atau Lar
Menggunakan ornamen bentuk burung garuda atau satu sayap tertutup, melambangkan sebuah matahari atau tata surya. Ini memiliki makna terhadap watak surya brata atau watak matahari yang artinya simbol-simbol sifat ketabahan.
- Ornamen Utama Burung
Motifnya digambarkan menyerupai tipe burung merak sederhana dan terkadang seperti bentuk kupu-kupu. Artinya adalah motif ini menggambarkan tentang dunia atas atau udara yang bersimbol seperti sifat bayu brata atau anila brata yaitu watak luhur yang tidak ditonjolkan.
- Ornamen Utama Bunga
Ornamen bunga ini menyimbolkan bentuk akan keindahan dan kecantikan. Unsur bunga ini hampir ada setiap unsur motif batik yang digunakan untuk acara-acara adat karena mempunyai arti yang baik.
Dapat diartikan jika bunga adalah sesuatu yang indah, teguh dan kuat pondasinya karena menancap dalam tanah.
Sedangkan untuk Isen-isen pada motif batik Sido Luhur berupa motif titik-titik atau gabungan antara titik dan garis. Serta garis-garis tersebut berfungsi mengisi ornamen. Isen-isen pada batik Sido Luhur antara lain ;
- Cecek pitu yaitu titik-titik yang mengumpul sebanyak tujuh buah, yang biasanya berbentuk lingkaran
- Cecekan yaitu titik kecil dan rapat ataupun renggang yang selalu memenuhi bidang ornamen tersebut
- Suwut yaitu garis lembut atau kecil yang sejajar rapat sebagai isian dedaunan, ekor burung dan lainnya
Secara warna batik Sido Luhur dominan dengan warna soga atau warna coklat. Warna soga sebagai ganti warna oranye yaitu paduan warna merah dan kuning.
Sebelum adanya warna kimia, warna pada seluruh kain batik menggunakan warna-warna alami mulai dari tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan yang dapat menghasilkan warna merah coklat atau mendekati warna orange.
Seperti kulit pohon mengkudu, tegeran, jambal, tingi dan lain sebagainya, hal tersebut disebutkan sebagai warna soga.
Itulah sedikit ulasan mengenai motif batik Sido Luhur, semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan terkait dengan pemahaman motif-motif batik dan historisitasnya.