Makna dan Fungsi Batik Tuban Warisan Kerajaan Majapahit

Pangesti PNG

Batik Tuban atau yang sering disebut batik Gedog Tuban, Dipengaruhi oleh Kerajaan Majapahit yang pernah menguasai Tuban dari abad ke-12 hingga ke-16 sangat terasa dalam motif-motif batik yang dihasilkan dari daerah ini.

Motif batik Gedog Tuban tidak hanya mencerminkan keindahan seni tradisional, tetapi juga menyimpan makna dan berfungsi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Pengaruh Kerajaan Majapahit

Motif Batik Gedog Tuban, termasuk di antaranya Panji Serong, Panji Ori, dan Panji Krendil, mencerminkan pengaruh yang kuat dari Kerajaan Majapahit. Pada masa lalu, motif-motif ini digunakan oleh para priyayi (kelas bangsawan) sebagai simbol status dan kekuasaan.

Hingga saat ini, batik Tuban telah melampaui batas status sosial, menjadi bagian dari koleksi dan pemakaian berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan atas hingga masyarakat umum.

Makna Motif Batik Gedog Tuban

Batik Gedog Tuban memiliki berbagai motif yang masing-masing memiliki makna tersendiri:

  1. Makna Keselamatan: Beberapa motif, seperti Lokcan, Kolo Rambat, dan Kembang Waluh, melambangkan keselamatan dan perlindungan. Motif-motif ini dirancang dengan harapan agar pemakainya terhindar dari marabahaya dan mendapatkan perlindungan.

  2. Makna Kebahagiaan: Motif seperti Owal-Awil, Klopo Sekanthet, dan Ganggeng menandakan kebahagiaan. Motif-motif ini sering digunakan dalam acara perayaan dan upacara untuk membawa suasana gembira dan penuh berkah.

  3. Makna Kehidupan: Motif Lar Wongo, Kembang Jeruk, dan Krompol mewakili aspek kehidupan. Motif ini menggambarkan berbagai tahap dan aspek kehidupan manusia, serta hubungan dengan alam dan spiritualitas.

Fungsi Batik Gedog Tuban

Batik Gedog Tuban memiliki berbagai fungsi yang beragam:

  1. Ukuran dan Bentuk: Batik Gedog Tuban biasanya tersedia dalam dua ukuran utama: tapih (berukuran dua meter) dan selendang. Motif ini dapat ditemukan dalam bentuk sarung maupun kain panjang yang seringkali memiliki motif religi.
  2. Hantaran Pernikahan: Dalam tradisi pernikahan, batik Tuban sering digunakan sebagai hantaran dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Untuk keluarga yang mampu, calon pengantin laki-laki dapat membawa hingga 100 lembar kain batik Tuban. Sementara itu, dalam tradisi yang lebih sederhana, lima lembar batik sudah dianggap cukup.

  3. Selendang: Selendang ini sering digunakan oleh ibu-ibu untuk menggendong bakul saat pergi ke sawah atau pasar. Selendang juga kerap dipakai dalam acara resmi. Setiap jenis selendang dipercaya memiliki khasiat tersendiri. Contohnya, Selendang Selimun dipercaya mampu menyembuhkan demam, dan sering digunakan untuk menurunkan panas pada orang yang demam tinggi.

Dengan berbagai motif yang mewakili keselamatan, kebahagiaan, dan kehidupan, serta fungsi yang beragam dari hantaran pernikahan hingga penggunaan sehari-hari, batik Gedog Tuban tetap menjadi simbol penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat Tuban.

Seiring waktu, batik ini tidak hanya melestarikan warisan Kerajaan Majapahit, tetapi juga beradaptasi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat modern.

Ingin memiliki pakaian motif batik?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!

Artikel Lainnya

Bagikan:

Pangesti PNG

Seorang Copywriter, Graphic Designer dan Brand Consulting.

Leave a Comment