Batik bukan hanya sekadar kain yang indah. Setiap motif dan warna memiliki makna tertentu dalam konteks budaya. Misalnya, ada batik yang khusus digunakan untuk pernikahan, atau upacara adat.
Tapi tahukah kamu, kalau ada motif batik pembawa sial yang ternyata tidak boleh dipakai saat di dalam sebuah upacara pernikahan.
Batik Parang adalah salah satu motif batik yang sangat khas dengan pola diagonalnya yang menyerupai parang atau huruf “S”. Namun, di balik keindahannya, motif ini telah dihubungkan dengan mitos yang menyatakan bahwa penggunaan Batik Parang di pernikahan dapat membawa sial.
Sejarah dan Makna Batik Parang
Batik Parang memiliki sejarah panjang dan kaya makna. Motif ini dianggap sebagai simbol keberanian dan kekuatan, mencerminkan senjata tajam yang dapat melukai atau melindungi. Lalu kenapa motif batik parang dianggap pembawa sial?
Kenapa Motif Batik Parang Dianggap Pembawa Sial
Konon dipercayai bahwa batik parang diciptakan Panembahan Senapati pada saat sedang mengamati ombak pantai Selatan yang menerpa karang di tepi pantai. Yang dapat diartikan kesialan dapat menerpa kehidupan.
Selain itu, makna parang yang merupakan senjata tajam dapat melambangkan kekejaman dan kekerasan. Sehingga masyarakat percaya jika motif ini bisa mengancam keharmonisan rumah tangga.
Mitos seputar Batik Parang yang mengatakan bahwa penggunaannya membawa sial di pernikahan seharusnya dipahami sebagai bagian dari warisan budaya dan tradisi.
Meskipun demikian, masyarakat modern dapat memilih untuk menyikapinya dengan bijaksana, dengan mempertimbangkan nilai-nilai pribadi dan keyakinan mereka sendiri.
Pada akhirnya, pemilihan Batik Parang untuk pernikahan menjadi suatu keputusan pribadi. Ingin membeli batik untuk acara pernikahan? Silahkan klik di sini.