Sejarah Batik Malang, Ciri Khas dan Makna pada Motifnya

Pangesti PNG

Batik Malang adalah salah satu jenis batik yang berasal dari Kota Malang, Jawa Timur, yang terkenal dengan motif-motifnya yang kaya akan simbolisme dan sejarah.

Batik ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari batik daerah lain, terutama dalam hal motif yang sering kali terinspirasi oleh warisan budaya dan arsitektur peninggalan kerajaan-kerajaan kuno.

Batik Malang bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga merupakan cerminan dari identitas budaya dan sejarah masyarakat Malangm berikut penjelasan lengkapnya.

Sejarah dan Motif Batik Malang

Jejak-jejak budaya ini dapat dilacak melalui berbagai upacara tradisional pada abad ke-19. Pada masa itu, pria dan wanita sering terlihat mengenakan medhang koro (hiasan kepala; udeng atau sewek) dengan motif batik sidomukti.

Meskipun tidak ada catatan yang eksplisit mengenai awal mula Batik Malang, kegiatan membatik ini kemungkinan besar telah ditularkan oleh Kerajaan Mataram Kuno ketika menguasai Kerajaan Singosari pada tahun 1222 M.

Batik Malang, atau yang juga dikenal sebagai Batik Malangan, kini memiliki tempat istimewa dalam kebudayaan lokal dengan motif-motif khas yang sarat makna.

Ciri Khas Batik Malang

Batik Malang memiliki tiga ciri utama yang membedakannya dari batik daerah lain:

  1. Motif Dasaran (Latar Kain): Motif dasar pada kain Batik Malang sering kali mengambil inspirasi dari Candi Badut, peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang berdiri pada tahun 760 M. Bentuk-bentuk arsitektural dari candi ini sering kali dijadikan pola latar pada batik.

  2. Motif Isen-Isen: Salah satu isen-isen yang paling mencolok adalah gambar Tugu Malang, sebuah ikon kota yang disandingkan dengan rambut singa berwarna putih, simbol dari Kabupaten Malang. Ini memberikan identitas yang kuat pada batik ini, mencerminkan kebanggaan lokal.

  3. Motif Hias: Bagian hias pada batik Malang sering kali berupa boket (hiasan pinggiran kain) yang dipenuhi dengan pola rantai bunga, sering kali bunga teratai, yang disusun secara simetris dan elegan.

Motif Batik Malang dan Penjelasannya

Motif-motif Batik Malang yang berkembang saat ini mencakup berbagai variasi, di antaranya adalah motif Sawat Kembang Pring, Kucecwara, Celaket, Dele Kecer, Kembang Kopi, Teratai Singo, Kembang Juwet, Kembang Jeruk, Kembang Tanjung, Kembang Manggar, Kembang Mayang, dan Kembang Padma atau yang lebih dikenal sebagai bunga teratai.

Motif-motif ini didesain berdasarkan ilustrasi dari candi-candi Hindu peninggalan Kerajaan Kanjuruhan. Salah satu motif yang paling populer adalah motif bunga teratai, yang memiliki makna mendalam dan sering dijadikan sebagai pusat dalam desain Batik Malang.

Selain itu, motif Kucecwara yang memadukan unsur mahkota, Tugu Malang, rambut singa, arca, bunga teratai, sulur-sulur, dan isen-isen berbentuk belah ketupat juga merupakan simbol kebanggaan masyarakat Malang.

Filosofi di Balik Motif Batik Malang

Setiap motif dalam Batik Malang memiliki filosofi yang sarat makna:

  • Gambar Tugu Malang melambangkan kekuasaan dan ketegaran. Tugu ini merepresentasikan kekuatan dan ketegasan, yang diharapkan dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi pemakainya.
  • Mahkota yang terdapat dalam motif adalah simbol kejayaan Raja Gajayana, yang membawa Kerajaan Kanjuruhan menuju puncak kejayaannya. Bagi masyarakat, ini melambangkan harapan untuk meraih puncak kejayaan dalam hidup.
  • Rumbai Singa mewakili semangat pemberani masyarakat Malang, yang dikenal dengan jiwa Singo Edan—semangat yang pantang menyerah dan penuh keberanian.
  • Bunga Teratai melambangkan keindahan dan kesuburan alam. Dalam tradisi Hindu, bunga teratai adalah bunga Dewa Wisnu, dewa pemelihara alam. Ini mengajarkan tentang kearifan dan kebijaksanaan yang membawa kemakmuran bagi masyarakat.
  • Arca Candi Singosari adalah elemen penting dalam motif batik ini, sebagai pengingat kejayaan masa lalu dan identitas Malang.
  • Sulur-Sulur mencerminkan kehidupan yang selalu berkembang meski tidak kekal. Pola ini mengajarkan bahwa kehidupan harus diterima dengan rendah hati dan selalu ada generasi penerus yang akan melanjutkan perjalanan.
  • Isen-Isen Belah Ketupat berasal dari relief Candi Badut dan melambangkan kesadaran manusia akan ketidaksempurnaannya. Ini adalah pengingat untuk selalu introspeksi dan tidak menyombongkan diri.

Dengan memahami makna-makna ini, kita dapat melihat bahwa Batik Malang tidak hanya sekadar kain, tetapi sebuah warisan budaya yang mengandung filosofi mendalam.

Setiap motif adalah simbol dari keluhuran, keberanian, dan harapan bagi pemakainya untuk selalu berdiri tegak, penuh rasa hormat, dan siap menyatu dengan lingkungannya.

Ingin memiliki pakaian motif batik?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!

Artikel Lainnya

Bagikan:

Pangesti PNG

Seorang Copywriter, Graphic Designer dan Brand Consulting.

Leave a Comment