Sejarah Kain Batik Lurik Yogyakarta, Berserta Filosofinya

Khoirul Hudah

Batik lurik adalah salah satu jenis batik tradisional yang berasal dari Indonesia. Disebut “lurik” karena motifnya terdiri dari garis-garis vertikal yang membentang sepanjang kain.

Batik lurik memiliki ciri khas tersendiri dan sering kali digunakan untuk pakaian sehari-hari maupun busana formal.

Sejarah batik lurik dapat ditelusuri hingga zaman dahulu kala di Jawa, Indonesia. Motif garis-garis lurik ini memiliki nilai tradisional dan sering diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut ulasan lengkapnya.

Apa itu Kain Batik Lurik?

Kain batik lurik merupakan jenis kain tradisional yang berasal dari pulau Jawa. Salah satu daerah produksi Lurik adalah Yogyakarta.

Selain kain batik, lurik juga merupakan salah satu pakaian khas Yogyakarta. Kata lurik berasal dari bahasa jawa lorek yang berarti garis

Menurut ensiklopedia nasional Indonesia, kain lurik disebut-sebut bersumber secara lokal daerah pedesaan Jawa. Kain lurik tidak hanya digunakan oleh masyarakat pedesaan, tetapi juga digunakan dalam peraturan istana.

Tema lurik tentunya yang digunakan untuk kaum bangsawan berbeda dengan yang digunakan oleh rakyat biasanya. Demikian juga dengan benda-benda yang digunakan dalam upacara adat, termasuk kain disesuaikan dengan waktu dan tujuan upacara.

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1997), lurik adalah tekstil benang asli daerah Jawa Tengah yang motif dasarnya bergaris-garis atau bercak-bercak berwarna gelap, biasanya di antara benang-benang yang berbeda warna.

Kata lurik berasal dari akar kata “tik” yang berarti garis atau selokan yang diartikan sebagai pagar atau tempat berlindung.

Sejarah Batik Lurik

Pada awal pembuatannya, kain lurik dibuat untuk digunakan dalam bentuk selendang wadah atau alat pembawa. Motifnya cukup sederhana bentuknya garis-garis hitam dan putih atau kombinasi dari mereka.

Dari beberapa situs sejarah, lurik kangas sudah dikenal sejak zaman dahulu Kerajaan Majapahit. Relief Candi Borobudur juga menunjukkan keberadaannya penenun kain bergaris di atas tunggul pohon.

Seiring waktu, kain lurik digunakan sebagai pakaian pria atau wanita dikenal sebagai beskap dan dipakai sebagai jarik atau kebaya untuk wanita. Saat ini, kain lurik bahkan digunakan sebagai pakaian sehari-hari di beberapa daerah.

Makna dan Filosofi Kain Batik Lurik

Kain batik lurik merupakan bentuk kekayaan dalam kehidupan masyarakat Jawa budaya tradisional yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Kain tenun bergaris memiliki kekhasan tersendiri.

Kain batik lurik merupakan kain dengan unsur jalur dan level yang berbeda. Elemen garis dan bidang tidak hanya berkaitan dengan keindahan visual, tetapi juga mencakup keindahan filosofis.

Secara umum filosofinya melambangkan kehidupan yang sejahtera dan abadi. Garis-garis lurik yang teratur menggambarkan keseimbangan dan harmoni dalam hidup.

Proses Pembuatan Batik Lurik

Bahan dasar pembuatan kain dasar adalah benang yang terdiri dari benang dua macam yaitu benang lusi, biasanya digunakan dalam bentuk kerucut yaitu kemudian diolah dan dibuat dengan proses penyetrikaan, pencelupan.

Celupan kapas jalinan lurik juga sarat akan makna. Model yang berbeda dengan variasi yang berbeda mengandung makna yang digariskan yaitu sebagai pelindung.

Dipercaya memiliki kekuatan mistis dalam masyarakat Jawa, oleh karena itu penggunaannya terbatas pada waktu dan kepentingan tertentu. Seperti pola lipatan, patahan kembena dan bidadari untuk upacara penebusan tujuh bulan.

Atau pola pletek jarak khusus yang dikenakan para bangsawan, konon untuk menambah kewibawaan pemakainya.

Motif lurik didominasi oleh garis. Garis sepanjang kain disebut Web dan yang searah dengan lebar kain disebut umpan buruk.

Sedangkan untuk motif kotak-kotak disebut perhitungan. Ketiga model ini dikenal sebagai “Lurik”. Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Batik Lurik dalam Konteks Budaya dan Sosial

Motif dan pola dari jenis batik Lurik ini telah berkembang dari waktu ke waktu. Peminat batik lurik  juga sedang naik daun karena motif dan coraknya yang unik. Pola celup lurik seperti Klenting Kuning, Sodo Sakler, Tupuh Watu, Lasem, Kinanti, Lompong Keli, Bunga Telo dan Mindi, Ketang Ireng, Melati Secontong, Sekam Padi, Loro Pat, Dom Ndlesep, Daun Dawuk, Bunga Bayam, Anggur – Kerang, sekebon lugores dan lain-lain.

Motif ikat celup lurik seperti Gadung mlati, Ireng, Bribil dan ketan Tumenggungan, Yuyu sekandang, Lintang Kumelip, Cincin tentakel, Putih Polos dan Veli, Huka motif trickle stitch, Galer, Dam Mimi dan lain-lain.

Motif keraton Yogyakarta juga berbeda karena memiliki motif tersendiri dan motif tersebut disebut motif keraton. Seperti tiga perempat, mantrijeron, empat puluh empat, yoga-karyo, dan tanggung jawab.

Prajurit keraton biasanya memakai barang-barang tersebut saat menghadiri acara Pisowanan.

Pola Kluwung juga dianggap keramat karena fungsinya untuk menolak bala. Pola kluwung ini digunakan dalam upacara sakral seperti pernikahan, sarung dan portuhan.

Model melompat juga dianggap keluar dari bahaya. Pola lompat ini digunakan sebagai kemben pada saat upacara Mitoni. Pola lompatan ini menolak bala bantuan.

Pola tujuh kali lipat melambangkan batu yang cemerlang dan merupakan simbol penangkal kemalangan. Tuluh berarti kuat atau kuat. Mata pelajaran ini cukup sakral karena dahulu hanya digunakan oleh orang-orang tertentu yang berkepribadian kuat dan berbudi luhur.

Dalam upacara mitoni, pola perut pecah digunakan untuk memastikan kelahiran berjalan lancar, ibu dan anak selamat. Anak yang lahir nantinya harus berguna dan memiliki nama baik.

Batik Lurik dalam Gaya Hidup Fashion Modern

Meskipun memiliki akar tradisional, batik lurik juga mampu beradaptasi dengan gaya hidup modern. Banyak desainer dan pecinta fashion menciptakan kreasi-kreasi kontemporer dengan memadukan batik lurik dalam desain busana dan aksesori. Hal ini memperkuat keberlanjutan batik lurik dalam era modern.

Dengan demikian, batik lurik tidak hanya mencerminkan keindahan seni tradisional, tetapi juga bertahan sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia yang terus berkembang.

Demikian ulasan mengenai batik lurik semoga bermanfaat dan menambah wawasan tentang batik Indonesia. Jika Anda ingin memiliki pakaian motif batik? Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!

Artikel Lainnya

Bagikan:

Khoirul Hudah

Seorang profesional dengan keahlian di bidang Hubungan Masyarakat, Penulisan Konten, Komunikasi Pemasaran, dan Spesialis Media Sosial.

Leave a Comment