Solo memang sebuah kota yang dikenal dengan batiknya. Apalagi tempat perdagangan batiknya yang merupakan terbesar diantar kota-kota lain penghasil batik. Contohnya yaitu pasar klewer yang menurut para wisatawan kerap selalu mengunjungi pasar klewer untuk membeli batik sebagai oleh-oleh untuk keluarganya.
Contohnya batik Sidoasih yang banyak diburu oleh wisatawan ataupun masyarakat. Batik ini cukup terkenal dibandingkan batik lainnya. Batik Sidoasih merupakan salah satu jenis batik yang berasal dari Keraton. Nama Sidoasih berasal dari dua kata Bahasa Jawa yaitu ‘Sida’ yang artinya jadi atau terus-menerus maupun berkelanjutan. Sedangkan kata ‘Asih’ diartikan sebagai bentuk kasih sayang. Jika di gabungkan menjadi kata Sida Asih berarti mempunyai makna perlambangan kehidupan manusia dengan penuh kasih sayang. Sehingga harapannya adalah bisa menentramkan kehidupan didunia dan di akhirat.
Batik motif Sidoasih biasanya digunakan pada saat acara-acara perkawinan. Kain batik dengan motif Sidoasih menggunakan batik motif Sido Asih ini yaitu harapannya kedua pengantin bisa menjalani kehidupan barunya dengan lebih harmonis, semakin penuh dengan rasa kasih sayang dan cinta.
Sedangkan pemaknaan yang lebih mendalam yaitu sering kali dikaitkan dengan hbungan percintaan antara seorang pria dan Wanita. Motif inilah yang akan membawa suatu pesan harapan bagi pasangan antara suami istri agar memberikan rasa kasih sayang yang terus dipupuk hingga akhir hayatnya.
Table of Contents
Karakter Batik Sido Asih
Motif Sido asih mempunyai keunikan sendiri. Untuk polanya dinamakan dengan pola semen yang memiliki makna asal dari sebuah kata semu atau bersemi. Pola tersebut diimplementasikan membentuk ornamen bentuk muatan gambar tanaman atau gunung.
Tanaman memiliki makna sebagai peresmian, sedangkan gunung disimbolkan sebagai tempat tanaman bertumbuh. Jika diamati secara mendetail, kalian dapat melihat ornamen-ornamen seperti daun-daunan, tangkai tanaman, bunga dan kuncup bunga.
Batik motif Sidoasih termasuk golongan motif yang klasik dan berumur tua. Motif ini dominan dengan warna coklat tua dan hitam. Kain dasarnya berwarna putih dengan ornamen batik memiliki bentuk kecil-kecil yang biasanya digunakan oleh Wanita.
Sedangkan untuk seorang pria biasanya memakai motif ini dengan warna dasar yang lebih gelap seperti warna coklat tua yang dipadukan dengan motif batik berwarna hitam atau coklat yang lebih gelap lagi dari warna dasar kain batiknya.
Fungsi Pemakaian Batik Sido Asih
Adat kebudayaan masyarakat Jawa dahulu, motif batik Sidoasih digunakan sebagai pakaian bagi para putra-putri raja sebagai busana malam temanten. Dimasa modern saat ini, motif batik klasik seperti Sidoasih juga kerap digunakan untuk upacara adat dalam rangkaian pernikahan adat Jawa. Tidak jarang jika kain ini dikenakan kedua sepasang kekasih saat melakukan prosesi lamaran.
Perbedaan Batik Sido Asih Surakarta dan Yogyakarta
Batik Sido Asih dari Surakarta dikenakan oleh pengantin perempuan pada saat malam midodareni atau biasa disebut dengan malam sebelum prosesi ijab qobul. Batik Sido Asih Surakarta memiliki karakter bentuk geometris dan berpola sei empat berwarna coklat. Makna dari batik Sido Asih Surakarta yaitu keluhuran, yang artinya berharap para penganten Ketika menggunakan motif batik ini akan mendapatkan kebahagiaan di kehidupan mendatang, karena motif ini terkandung aspek doa agar kehidupan rumah tangga sang pengantin dapat dipenuhi dengan rasa kasih sayang. Motif ini dikembangkan oleh SISKS PB IV di Keraton Surakarta.
Sedangkan motif batik Sidoasih yang berasal dari Yogyakarta memiliki pola semen atau corak warna putih yang terdapat kombinasi warna coklat. Motif batik Sido Asih Yogyakarta biasa digunakan pada saat upacara panggih. Harapanyya adalah agar sang pengantin yang melakukan pernikahan membangun kehidupan baru dimasa yang akan dating setelah masa pernikahan dan dapat mendapatkan kebahagiaan yang penuh kasih .
Meskipun sama-sama memiliki nama batik Sido Asih namun batik yang berasal dari Surakarta dan Yogyakarta memiliki corak yang berbeda antara keduanya. Oleh karena itu, saat prosesi upacara pernikahan dengan memakai konsep adat Jawa sang pengantin tidak boleh dengan sembarangan menggunakan batik begitupun batik yang digunakan untuk kedua orang tua sang pengantin, karena motif batik yang digunakan memiliki lambing dan makna yang berbeda dalam pemakaiannya.
Itulah sedikit pengetahuan mengenai batik Sido Asih beserta maknanya. Semoga ini menjadi pengetahuan baru bagi generasi muda dalam memahmi batik dan maknanya. Sehingga kedepan tidak akan salah dalam penggunaanya di masa yang akan datang sebagai salah satu upaya penghormatan nenek moyang atas warisan yang telah ditinggalkannya. Semoga sehat selalu.