Multikultural merupakan sebuah ciri untuk Bangsa Indonesia yang merupakan negara dengan banyaknya ragam kebudayaan yang diwarisi oleh nenek moyang terdahulu. Salah satu warisan kebudayaan yang saat ini masih dilestarikan adalah kain Batik.
Batik itu sendiri memiliki motif yang cukup banyak, bahkan hingga ribuan motif. Daerah yang memiliki warisan batik memiliki ciri khas motif tersendiri, sehingga motif-motif tersebut merupakan sebuah tanda tentang kedaerahan. Untuk artikel ini akan mengulas setidaknya ada 5 batik yang paling terpopuler di Indonesia.
Batik Tujuh Rupa
Batik Tujuh Rupa adalah batik khas yang dimiliki oleh daerah Pekalongan, Jawa Tengah. Sejarahnya batik ini adalah penggabungan antara budaya lokal dan budaya Tiongkok yang diproduksi pada abad ke 19.
Filosofi dari batik Tujuh Rupa ialah memiliki sebuah makna kefasihan dan kelembutan yang artinya batik ini merupakan gambaran kehidupan masyarakat pesisir Jawa yang menerima adaptasi kebudayaan luar dengan sebuah tanda penerimaan budaya Tiongkok yang memasuki wilayah Pekalongan.
Motif khas dari batik Tujuh Rupa ini adalah gambaran alam dengan elaborasi ornamen hewan dan tanaman yang memiliki makna kehidupan damai untuk masyarakat sekitar Pekalongan atau lebih tepatnya masyarakat pesisir Jawa.
Batik Tujuh Rupa bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keperluan kebutuhan pakaian. Batik yang dihasilkan dari akulturasi kebudayaan dengan etnis Cina ini menciptakan banyak motif khususnya yang populer ialah motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali serta motif lung-lungan. Seperti dimanfaatkan untuk pembuatan kemeja pria, baju wanita atau dress, ataupun rok wanita.
Batik Sogan
Batik Sogan merupakan batik khas dari daerah Solo yang dikatakan sebagai jenis batik klasik di Indonesia karena masih memegang kental terkait dengan unsur ketradisionalannya. Unsur tradisionalnya yaitu karena pewarna untuk kain batik ini menggunakan tanaman soga sebagai pewarna alaminya. Sehingga batik ini dominasi warna coklat tua dan cokelat muda.
Batik Sogan sangat identik dengan budaya keraton Jawa seperti haknya keraton Yogyakarta dan Solo, sehingga batik ini dipakemkan sebagai motif-motif klasik keraton. Ciri khas dari batik Sogan ini seperti penggunaan motif titik dan lengkungan garis.
Karena identitasnya yang melekat dengan budaya keraton, maka batik ini dipakai khusus raja-raja Jawa pada saat itu. Akan tetapi saat ini batik Sogan dapat dipakai oleh siapa saja, baik oleh abdi dalem keraton maupun masyarakat secara umum.
Filosofi batik melekat dengan warnanya yaitu cokelat yang diartikan sebagai simbol-simbol yang telah dikenalkan sejak sebelum hadirnya Islam di tanah Jawa yang kemudian diolah kembali oleh Wali Songo. Sehingga warna dari batik ini seperti hitam diartikan sebagai simbol nafsu, merah sebagai simbol amarah, kuning sebagai simbol nafsu sufiyah dan putih adalah simbol kebaikan.
Batik Gentongan
Batik motif Gentongan merupakan sebuah kain batik yang berasal dari Madura. Batik motif Gentongan ini masih diproduksi hingga saat ini dan hanya dibuat di daerah Tanjung Bumi, Bangkalan yang mempunyai keistimewaannya yaitu melakukan perendaman warna di gentong yang terbuat dari tanah liat.
Motif Gentongan memberikan tampilan yang terkesan bentuk abstrak yang sederhana, dengan kombinasi motif tanaman yang berwarna terang diantaranya warna merah, kuning, hijau atau ungu. Untuk bahan yang digunakan menjadi pewarna kain batik tersebut menggunakan pewarna alami yaitu dari kulit pohon buah mundu atau daun tarom.
Batik motif Gentongan ini merupakan batik interpretasi yang menggambarkan kebebasan masyarakat untuk berekspresi dengan ciri khas yaitu memunculkan ciri pesisiran di motif batik tersebut.
Seperti Halnya motif yang memakai unsur laut yaitu sisik ikan, kerang, ataupun rumput laut. Dengan begitu batik ini juga memiliki variasi motif yaitu motif klasi yang disebut dengan carcena, sisik malaya, sisik amparan, dan sekolah.
Batik Kraton
Batik Keraton dikenal banyak orang sebagai motif batik larangan atau batik vorstenlanden yang dikembangkan dalam wilayah lingkungan Keraton Yogyakarta ataupun Surakarta.
Batik ini bisa dikatakan sebagai pionir atau pelopor awal mula perkembangan batik yang berkembang di Indonesia.
Dulunya batik ini terikat dengan suatu aturan tertentu yang mengikat dengan Keraton Yogyakarta yaitu tidak semua orang boleh untuk memakai motif batik tersebut.
Batik Keraton ini dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik yang hidup di wilayah Keraton. Makanya aturan tidak boleh sembarang orang untuk memakai motif Keraton dilatarbelakangi bahwa adanya kekuatan spiritual khusus.
Anggapannya motif batik Keraton dipercaya memiliki suasana yang religius dan memancarkan aura yang bersifat magis sesuai dengan maknanya yang sakral. Motifnya diantaranya yaitu Parang Rusak, Barong, Parang Klitik, Udan Iris, Parang Rusak Gendreh, Rujak Senthe, Cemukiran, Parang-Parangan, Kawung dan Huk.
Batik Kawung
Batik motif Kawung merupakan perpaduan antara teknologi dan seni. Secara sejarah batik ini dikatakan sebagai karya cipta salah satu Kerajaan Mataram yang kenalkan pertama kali pada abad ke 13 di pulau Jawa.
Sisi khas yang membuat menarik dari batik ini yaitu memiliki corak motif yang memiliki sebuah makna filosofi melekat dengan sebuah adat serta budaya kehidupan masyarakat Jawa.
Motif batik ini memiliki bentuk bulat sehingga mirip dengan buah Kawung atau buah sejenis kelapa atau aren yang ditata dengan konsep geometris. Sehingga motif itu disebut dengan motif Kawung yang memiliki filosofi kesempurnaan, kesucian dan kemurnian.
Kata Kawung juga memiliki kaitannya dengan kata suwung yang memiliki ari kosong atau kekosongan. Sehingga motif Kawung juga memiliki arti mendalam yaitu menyimbolkan kekosongan atas nafsu dan hasrat akan duniawi. Interpretasi lebih dalam yaitu motif Kawung sebuah tanda untuk menghasilkan pengendalian diri atas kesempurnaan.
Dengan begitu kekosongan diartikan sikap netral seseorang yang tidak berpihak terhadap apapun serta tidak ingin menunjukkan akan pengakuan diri.
Motif batik ini dikenalkan oleh semar tokoh dalam pewayangan sebagai bukti penggambaran sosok yang bijaksana.
Beberapa jenis dari motif batik Kawung diantaranya:
- Kawung picis yang memiliki ciri khas uang koin 10 sen,
- Kawung Bribil dengan ciri khas motif bribil atau bentuk uang setengah sen, jenis
- Kawung Sen yang bentuk motifnya seperti koin 1 sen, jenis
- Kawung kemplong jenis motif batik Kawung terbesar, jenis
- Kawung Beton bentuknya empat bulatan dengan dua buah titik segi empat, jenis
- Kawung Cacah Gori motifnya dengan isen-isen cacah gori, jenis
- Kawung geger motifnya Kawung aja tetapi lebih kecil bentuknya, jenis
- Kawung Kopi memiliki bentuk dengan ornamen utama empat bulatan lonjong, jenis
- Kawung Semar dan masih ada beberapa motif lain lagi yang akan dibahas lebih lanjut di artikel Seputar Batik Kawung.
Semua motif yang telah disebutkan tersebut saat ini masih berkembang di wilayah Jawa Tengah terutama di daerah Yogyakarta.