Ragam Motif Batik Keraton Yogyakarta

Pangesti PNG

Keraton Yogyakarta atau Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah istana kerajaan yang menjadi pusat pemerintahan tradisional di Yogyakarta. Keraton Yogyakarta merupakan salah satu kesultanan di Indonesia yang masih eksis sampai saat ini.

Meskipun fungsi pemerintahan keraton secara formal telah berkurang setelah Indonesia merdeka, Keraton Yogyakarta tetap memegang peranan penting dalam konteks sosial. Sultan, memiliki peran sebagai Gubernur di Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta menjadi salah satu penjaga kearifan lokal dan sekaligus menunjukkan perpaduan antara tradisi dan modernitas di Indonesia. Ia memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya Yogyakarta salah satunya kain batik.

Jadi, apa saja motif kain batik yang ada di keraton Yogyakarta?

Berikut Ragam Motif Batik Keraton Yogyakarta

1.Motif Huk

Sumber: kratonjogja.id

Motif huk , memiliki gambar atau simbol kerang, binatang, tumbuhan, cakra, burung, sawat (sayap), dan garuda dalam kainnya. Setiap simbol memiliki makna tersendiri kerang bermakna kelapangan hati, binatang menggambarkan watak sentosa, tumbuhan melambangkan kemakmuran, sedangkan sayap ketabahan hati.

Motif ini sebagai simbol pemimpin yang berbudi luhur, berwibawa, cerdas, mampu memberi kemakmuran, serta selalu sabar dan tabah dalam menjalankan pemerintahannya.

Motif huk hanya boleh dikenakan oleh raja dan putra mahkota.

2.Motif Semen

Sumber: kratonjogja.id

Motif batik Semen berkonotasi “semi”. Motif semen memiliki makna kesuburan dan kemakmuran alam semesta. Dalam motif semen terdapat juga gambar lain seperti gunung, garuda, sayap, candi, dan naga.

Motif batik semen sering digunakan oleh pemimpin dengan harapan menjadi pemimpin yang mampu melindungi bawahannya.

Batik semen biasanya digunakan oleh Pranatan Dalem seperti:

  1. Motif Semen Gedhe Sawat Gurdha dipakai untuk cucu sultan, istri para pangeran, penghulu, Wedana Ageng Prajurit, Bupati Nayaka Lebet, Bupati Nayaka Njawi, Bupati Patih Kadipaten, Bupati Polisi, Pengulu Landraad, Wedana Keparak Para Gusti ( Nyai Riya), Bupati Anom, serta Riya Bupati Anom.
  2. Motif Semen Gedhe Sawat Lar dipakai untuk buyut dan canggah sultan.

Ada satu pengecualian dalam pemakaian motif semen. Motif semen tanpa lukisan gunung, garuda, dan sayap, boleh dipakai siapa saja tanpa harus melihat garis keturunannya.

3.Motif Cemukiran

Motif cemukiran bersimbol lidah api atau sinar. Api adalah unsur kehidupan yang memiliki makna keberanian, kesaktian, dan ambisi. Pola api diibaratkan pancaran matahari yang melambangkan kehebatan dan keagungan. Dalam konsep Jawa api atau sinar dianggap lambang wahyu.

Motif ini juga hanya boleh dikenakan oleh raja dan putra mahkota.

4.Motif Udan Liris

Batik Udan Liris bermakna hujan rintik-rintik yang membawa kesuburan bagi tumbuhan dan ternak. Motif batik Udan Liris merupakan gabungan dari beberapa motif batik Yogyakarta yang disejajarkan seperti motif lidah api, setengah kawung, mlinjon, dan lainnya.

Nah itulah beberapa motif batik keraton Yogyakarta, Ingin memiliki pakaian motif batik?Yuk, kunjungi katalog Prabuseno dan miliki koleksi batik terbarunya!

Artikel Lainnya

Bagikan:

Pangesti PNG

Seorang Copywriter, Graphic Designer dan Brand Consulting.

Leave a Comment